Halaman

Jumat, 16 Agustus 2013

Commuter Line Pertama Jono

Pada hari Minggu kuturut ayah ke kota. Naik delman istimewa ku duduk di muka. (Nah loh, di muka siapa tuh duduknya?) Okeh abaikan saja. Itu hanya untuk sedikit mengingatkan pada kita tentang lagu anak-anak yang sangat fenomenal. Kenyataannya saat ini kita tidak bisa pergi ke Kota dengan menggunakan delman. Kasian dong kudanya kecapean. Sekarang kita bisa naik kereta api.

Hemm mulai ya. Alkisah ada seorang pria muda yang tinggal di daerah citayam. Pada hari Senin ia mengeluarkan motor dari rumahnya. Tetiba ada si Narman lewat dengan jalan kaki. (Tak sengaja lewat depan rumahmu~~~). Eits, back to the Jono's story.
"Wah Jon, mau kemana kamu pagi-pagi begini?". Tanya Narman pada Jono.
"Mau ke Kota, Man. Ke rumah Pak Haji Jati pemilik rumah ini". Jawab Jono sambil menyalakan mesin motornya.
"Atuh bareng saya saja. Saya juga mau ke Kota". Narman bersemangat.
"Aduh gimana yah, bukannya gamau bareng. Tapi saya ga punya helm lagi buat kamu". Jono terlihat tidak enak dengan Narman.
"Siapa bilang kita bareng naik motor? Naik kereta saja. Kereta Commuter Line. Kan sekarang mah sudah murah. Sudah pakai tarif progresif. Jadi harga tiket sesuai dengan jumlah stasiun bla bla bla bla bla". Narman menjelaskan panjang lebar.
"Hoooo gitu..... Wah kabar bagus itu mah. Hayu atuh naik kereta saja. Daripada bawa motor, BBM kan udah naik. Mahal". Terlihat ekspresi kegirangan dari Jono.
Perbincangan selesai tanpa ada tanggapan dari Narman yang sebenarnya Narman bingung mengapa Jono baru tau akan hal ini. Padahal sistem tersebut sudah berjalan lebih dari sebulan.
Di loket stasiun Citayam..
Pagi ini adalah hari Senin. Bayangkan sendiri bagaimana padatnya antrian penumpang kereta. Di sana ada beberapa antrian. Awalnya Jono mengantri di belakang Narman, namun tetiba Jono pindah antrian ke sebelah kiri Narman ketika ia melihat tulisan di loket.
"loh kenapa pindah Jon?".
"oh aku memang harus di sini. Ini antrian untuk tiket single trip. Sedangkan kamu multi trip". Jono nyengir.
"kamu beli yang multi trip saja, lebih enak nantinya". Bujuk Narman.
"Tidak mau". Jawab Jono singkat kemudian fokus mengantri.
Antrian yang panjang sepanjang silet itu pun akhirnya berhasil dilalui oleh Jono dan Narman. Dengan sabar Narman mengajarkan Jono cara melewati gate yang ada di stasiun sehingga kini mereka sudah berada di peron stasiun dngan damai.
"Man, kok kita berdiri di sini? Di sini banyak sekali orangnya. Kita di sana saja yang kosong!" Ajak Jono sambil menunjuk ke peron di seberang.
"Dudul kamu Jon. Di sana itu kereta tujuan Bogor. Kan kita mau ke Kota, bukan ke Bogor". Narman mendesis.
"Gitu ya?? Baru tau saya". Jono menggaruk-garuk kepalanya.
"Nah tuh kereta datang!!" Narman mengejutkan Jono yang sedang asyik memandangi  tiket kereta miliknya. Dengan sedikit atau mungkin banyak perjuangan, Jono dan Narman berjuang memasuki kereta dengan penumpang lainnya. Saling sikut, teriakan kesakitan karena kaki terinjak, dan suara-suara lainnya mulai terdengar sekarang. Hap hap hap, akhirnya Jono dan Narman sudah berada di dalam kereta sekarang. Mereka tidak bisa bergerak sedikit pun. Badan mereka terjepit oleh orang lain yang kebetulan postur tubuhnya lebih tinggi dari mereka. Namun dalam kondisi terjepit bukan berarti tidak bisa mengobrol kan??
"Man, saya mau tanya". Jono memulai pembicaraan di dalam kereta yang penuh sesak namun hening ini.
"apa Jon?".
"Sejak kapan kamu punya pacar? Kok tidak cerita ke saya?". Tanya Jono heran.
"pacar? Belum, ah kamu meledek saja". Narman lebih heran.
"wah berarti kamu penipu ya?". Jono mengeraskan volume suaranya.
"penipu apanya!?". Narman tak mau kalah dengan suaranya.
"Lah itu tadi kamu beli tiket multi trip, harusnya kamu beli tiket single trip kaya saya". Jono dengan susah payah menunjukkan tiket miliknya.
Narman hanya bengong mendengar ucapan Jono. Orang-orang di kereta menoleh ke arah Jono. Jono kebingungan celingak celinguk tidak jelas. Terdengar seorang pria dengan kemeja biru tak jauh dari Jono berkata
"dasar jomblo".
Tetiba kereta berhenti karena ban-nya bocor.......

The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar