Halaman

Sabtu, 27 April 2013

Bukan Hanya Aku. Lalu, Aku Harus Apa?

Masih teringat jelas ketika aku mengatakan
Ingin Berhenti
Aku ingat bahwa aku merasa
sakit hati
Aku juga ingat perasaan ini
sempat mati
Aku ingat itu semua
Tapi nyatanya aku kembali
Bahkan ketika aku tahu 
Bahwa ternyata kenyataan indah ini
Bukan hanya milikku
Ternyata yang tersenyum karena tingkahnya
Bukan hanya aku
Lalu, aku harus apa?
Kemarin, untuk kesekian kalinya
Aku mengetahui sesuatu
Sesuatu yang tak ingin kudengar
Tapi sayangnya telah kudengar
Ah, ternyata bukan hanya aku
Lalu, aku harus apa?
Ketika kata-kata "berhenti" tak bisa keluar
Ketika kata-kata "bertahan" selalu terbisikkan
Mereka bilang aku salah
salah menjatuhkan yang mereka sebut hati
Tapi, apakah ini keinginanku?
Bukan. 
Semua terjadi begitu saja
Aku juga tidak mengerti
Sekarang, setiap kali melihatnya
timbul banyak pertanyaan
"Mengapa ini terjadi?"
"Mengapa harus dirinya?"
"Mungkin bukan hanya aku
Lalu, aku harus apa?"
Sebaiknya aku palingkan pandangan
Pergi mencari jawaban



"Awalnya, aku kira hanya ada mawar merah dan putih, ternyata mawar itu biru.
Mungkin aku sesat pikir. Ah, mengapa kesimpulan ini tak sesuai dengan premis-premisnya?

 

Sumber gambar : aneka-wacana.blogspot.com 

 

Sabtu, 13 April 2013

Senja yang Hilang

Senjaku hilang berganti malam
Yang kukira takdir ternyata hanya khayalan
Seperti awan putih di langit
seperti itu dirinya sekarang
Dapat dilihat namun sulit diraih
Ia menari bahagia di langit yang biru
Lalu aku hanya berdiri penuh harap
Berharap langit menjadi gelap
Dan tak lagi menampakkan putih sang awan
Seperti bintang kejora di sisi bulan
Seperti itu dirinya sekarang
Bersinar terang namun ada bersama bulan
Ia berdampingan penuh cinta disana
Lalu aku hanya berdiri disini penuh harap
Berharap pagi segera datang
Dan tak lagi menampakkan kedekatan bulan dan bintang
Seperti ombak di lautan
Seperti itu dirinya sekarang
Dapat dirasakan hempasannya
Namun sulit dikejar
Hanya menghempas dan terus berlari ke tepian
Menghampiri batu karang
Lalu aku berdiri disini penuh harap
Berharap lautan menjadi tenang
Dan tak lagi menampakan ombak
yang menghempas karang dengan asiknya
Seperti bunga mawar di taman
Begitu indah dilihat
Namun membuat terluka jika dipegang
Lalu aku hanya berdiri disini penuh harap
Berharap mawar itu tak berduri
Berharap mawar itu tak membuatku berdarah



Some say love, it is a razor, that leaves your soul to bleed.
I say love, it is a flower, and you its only seed.
(Bette Midler - The Rose)

Sumber foto : aziraldu.blogspot.com

Kamis, 11 April 2013

Ayah, Aku Patah Hati

"Ayah, aku patah hati".
Mungkin itu yang akan aku ucapkan ketika aku bertemu denganmu. Tapi aku tidak tahu kapan hari itu akan datang.
Ayah bilang merindukan aku yang dulu. Aku yang mana?
Aku juga sama
Merindukan aku yang dulu
Aku rindu menantimu pulang kerja di teras rumah
Aku rindu merengek pada ibu untuk pergi ke tempat kerja Ayah
Aku rindu berhari-hari marah hanya karena tidak diberi hadiah ulang tahun
Aku rindu pergi ke tempat yang tidak aku ketahui bersama Ayah
Aku rindu melihat Ayah yang panik karena aku sakit
Aku rindu melihat Ayah marah karena aku nakal
Aku rindu melihat Ayah tertawa karena aku bertingkah konyol
Aku rindu mendengar cerita Ayah yang tidak aku mengerti
Aku rindu itu semua. 
Lalu, Ayah merindukan aku yang mana????

Aku sadar aku tidak lagi seperti dulu
Ayah sendiri yang bilang, aku sudah dewasa
Dan entah mengapa
Aku merasa kedewasaan ini menciptakan jarak diantara kita
Ayah bilang aku berubah
Tak lagi banyak cerita
Aku lebih banyak diam saat ada di hadapanmu
Ayah bilang aku terlalu sibuk dengan urusanku
Aku terlalu asyik dengan duniaku
Tapi ini bukan keinganku
Bukan juga keinginan Ayah
Lalu, keinginan siapa??
 
Aku masih bisa memelukmu
Masih bisa mendengar suaramu
Masih bisa melihat wajah bersahajamu
Masih bisa mendengar keluh kesahmu
Tapi semuanya tak lagi sama

Aku ingin seperti dulu
Aku ingin ceritaku adalah milikmu
Tapi hari ini
Untuk mengatakan aku patah hati pun aku tak mampu
Aku sakit Ayah
Anakmu sedang terluka
Aku ingin Ayah tahu
Tapi aku tak berani cerita
Aku rindu aku yang dulu
Yang ceritanya selalu jadi ceritamu

Ayah, aku patah hati
Jika Ayah tahu, apa yang akan Ayah lakukan?
Memelukku??
Ya, aku butuh itu sekarang dari Ayah.



"Ini bukan keinginanku, bukan juga keinginanmu. Lalu keinginan siapa?. Percayalah seperti apapun diriku sekarang, aku tetap menyayangimu Ayah".


Sumber Foto : arya-devi.blogspot.com