Halaman

Rabu, 06 Februari 2013

If I Were You, I Will...................

Jika saya menjadi anda, saya akan...........membaca semua postingan yang ada di blog ini. :p
Nah, sebelum asik membaca coba anda jawab pertanyaan saya dulu ya.

If you were me, what will you do?

Sudah menemukan jawaban? Semoga jawaban anda menyenangkan hati saya.
Yang belum menemukan jawaban, mungkin itu karena anda belum mengenal saya. Solusi : Kenalilah lebih dekat :)
Baiklah cukup basa-basi dari saya.

Bagi banyak orang mungkin program Orang Pinggiran yang tayang di TRANS 7 sudah tidak asing lagi. Sebuah program yang tentunya membantu kita untuk lebih peduli dan membuka mata tentang kehidupan, lalu bebenah diri. Tapi bukan tentang betapa bagusnya program ini yang ingin saya ceritakan sekarang. 
Sore tadi saya menonton program tersebut yang menayangkan seorang anak kecil bernama Resi yang kerja dengan berjualan di sekolah dan setelah pulang sekolah demi membantu meringankan beban neneknya. 
Tiba-tiba saja nenek saya berkata 
"Tuh liat, anak sekecil itu rajin banget. Lah kamu???"
Tanpa berpikir panjang saya langsung menjawab
"Ya kan itu karena keadaan"
"Keadaan? Emangnya kalo kamu keadaannya kaya dia, kamu bakal rajin kaya gitu?"
DEGGG... *detak jantung berhenti*

Pertanyaan yang membuat saya menyesal berucap tanpa berpikir dahulu.
Akhirnya saya mulai berpikir. Jika saya menjadi Resi, apakah saya akan sama rajinnya seperti dia?
Untuk saat ini mungkin saya bisa menjawab dengan mudah, Yaiyalah. 
Tapi pada kenyataannya jika hal itu benar-benar terjadi, saya belum tentu akan menjadi rajin seperti dia.Dengan kehidupan saya yang sekarang, berada dalam naungan keluarga sederhana yang hampir tak pernah kekurangan, masih ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Pertama saya akan rajin karena jika tidak begitu saya tidak bisa makan dan sekolah. Yang kedua, saya akan memaki kehidupan saya yang serba kekurangan dan hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun. Mau memberi alternatif kemungkinan ketiga? Ah sebaiknya jangan, kedua kemungkinan ini saja sudah membuat saya berpikir keras.

Jadi, dimana letak kesalahan dari sesuatu yang saya sebut keadaan tadi?

Sekarang coba pertanyaannya saya balik. 
Jika Resi menjadi saya, apakah ia akan tetap rajin seperti itu? 
Ketika keadaannya berubah, menjadi tidak ada celah untuk anak seusianya untuk bekerja banting tulang. Akankah semuanya tetap sama? Bisa sama, bisa tidak.

Mungkin ini ada kaitannya dengan sifat manusia yang tidak pernah merasa puas. Selalu saja ada yang kurang. Dan coba lihat berapa banyak dari kita yang sering menyalahkan keadaan?? Terkadang kita merasa, ah kalau saya jadi dia juga akan seperti itu. Atau ah kalau dia jadi saya juga gak akan seperti itu.
Dia ga tau sih gimana rasanya jadi saya.
Did you see?? Inilah kita. Manusia. 

Hidup adalah pilihan, tapi tak selamanya kita bisa memilih.
Mengutip sedikit kata-kata dari Deddy Corbuzier yang mengatakan bahwa :
"Jika anda dibolehkan untuk memilih, anda ingin terlahir sebagai siapa?"
Nah loh!! 
Misal : Saya ingin terlahir sebagai Agnes Monica.
Pertanyaannya : Jika saya Agnes Monica, apakah anda akan mengenal saya sebagai Agnes Monica yang anda kenal seperti sekarang? Kita tak pernah tahu.

Sebagai penutup, saya hanya ingin menekankan bahwa keadaan bukanlah alasan untuk-kita-menjadi-seperti-apa. Berhentilah mengambinghitamkan keadaan. Tulisan ini bukan semata-mata untuk menasehati anda, karena sesungguhnya saya sedang menasehati diri saya sendiri, selebihnya adalah berbagi cerita. 
Terimakasih sudah membaca.

If I were you, I will.........................comment this post :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar