Halaman

Kamis, 11 April 2013

Ayah, Aku Patah Hati

"Ayah, aku patah hati".
Mungkin itu yang akan aku ucapkan ketika aku bertemu denganmu. Tapi aku tidak tahu kapan hari itu akan datang.
Ayah bilang merindukan aku yang dulu. Aku yang mana?
Aku juga sama
Merindukan aku yang dulu
Aku rindu menantimu pulang kerja di teras rumah
Aku rindu merengek pada ibu untuk pergi ke tempat kerja Ayah
Aku rindu berhari-hari marah hanya karena tidak diberi hadiah ulang tahun
Aku rindu pergi ke tempat yang tidak aku ketahui bersama Ayah
Aku rindu melihat Ayah yang panik karena aku sakit
Aku rindu melihat Ayah marah karena aku nakal
Aku rindu melihat Ayah tertawa karena aku bertingkah konyol
Aku rindu mendengar cerita Ayah yang tidak aku mengerti
Aku rindu itu semua. 
Lalu, Ayah merindukan aku yang mana????

Aku sadar aku tidak lagi seperti dulu
Ayah sendiri yang bilang, aku sudah dewasa
Dan entah mengapa
Aku merasa kedewasaan ini menciptakan jarak diantara kita
Ayah bilang aku berubah
Tak lagi banyak cerita
Aku lebih banyak diam saat ada di hadapanmu
Ayah bilang aku terlalu sibuk dengan urusanku
Aku terlalu asyik dengan duniaku
Tapi ini bukan keinganku
Bukan juga keinginan Ayah
Lalu, keinginan siapa??
 
Aku masih bisa memelukmu
Masih bisa mendengar suaramu
Masih bisa melihat wajah bersahajamu
Masih bisa mendengar keluh kesahmu
Tapi semuanya tak lagi sama

Aku ingin seperti dulu
Aku ingin ceritaku adalah milikmu
Tapi hari ini
Untuk mengatakan aku patah hati pun aku tak mampu
Aku sakit Ayah
Anakmu sedang terluka
Aku ingin Ayah tahu
Tapi aku tak berani cerita
Aku rindu aku yang dulu
Yang ceritanya selalu jadi ceritamu

Ayah, aku patah hati
Jika Ayah tahu, apa yang akan Ayah lakukan?
Memelukku??
Ya, aku butuh itu sekarang dari Ayah.



"Ini bukan keinginanku, bukan juga keinginanmu. Lalu keinginan siapa?. Percayalah seperti apapun diriku sekarang, aku tetap menyayangimu Ayah".


Sumber Foto : arya-devi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar