Penyusup Hati
Diam-diam ia mengamatimu
Mengawasi setiap gerak-gerikmu
Menatap ke mana matamu tertuju
Perlahan ia mengerti
Memahami apa yang kau suka
Mengetahui apa yang tidak kau suka
Mendalami setiap masalah yang kau hadapi
Mencoba untuk menemukan solusi
Diam-diam ia masuk ke hatimu
namun tanpa kau sadari sedikitpun
Menyusuri setiap celah di hatimu
Melewati pintu-pintu yang terbuka bukan untuknya
Kini, penyusup itu menemui jalan buntu
Tak bisa melanjutkan gerilyanya
Namun tak bisa juga keluar
Ia tersesat di hatimu
yang terpampang lapang bukan untuknya
Penyusup itu menangis ketakutan
Hari-harinya dihiasi cinta yang berkeliaran
namun bukan untuk dirinya
Setap detiknya dipenuhi kasih sayang
yang sama sekali tak tertuju untuknya
Penyusup itu hanya punya dua harapan
Berharap dapat menemukan jalan keluar dari hatimu
atau
Berharap dirimu menyadari ada dirinya di sana
Lalu ia memutuskan untuk berharap dirimu menyadari ada dirinya di hatimu
Dan kini ia pun mendekam di sana
dalam suasana haus dan lapar serta sesak napas
ditemani secercah harapan yang masih ia pegang teguh
Baginya,
ia bisa bertahan hidup tanpa makan selama 4 bulan
ia bisa bertahan hidup tanpa minum selama 4 hari
ia bisa bertahan hidup tanpa napas selama 4 menit
Tapi ia tidak bisa hidup tanpa harapan, walau hanya selama 4 detik
Maka, ia terus berharap dan berharap
Namun, penyusup itu semakin kehilangan arah
Kian hari hatimu semakin rumit
Seperti labirin yang jalurnya berubah-ubah setiap detik
Jangankan jalan keluar, ruang untuknya menunggu pun semakin sempit
Ia semakin terjepit oleh cinta orang lain yang mengapit
Hatimu dipenuh cinta dari orang lain
Ya, orang lain. Bukan dirinya.
Lalu ia pun menyerah tanpa mencari jalan keluar
Melainkan memilih mati di hatimu
dengan cara berhenti berharap
Tak sampai 4 detik,
hanya dalam 2 detik, ia pun mati
Dan kau?
Tak pernah menyadari ada pemakaman cinta yang tulus di hatimu
Semerbak wangi pemakamannya tetap tidak menyadarkanmu
Diam-diam ia mengamatimu
Mengawasi setiap gerak-gerikmu
Menatap ke mana matamu tertuju
Perlahan ia mengerti
Memahami apa yang kau suka
Mengetahui apa yang tidak kau suka
Mendalami setiap masalah yang kau hadapi
Mencoba untuk menemukan solusi
Diam-diam ia masuk ke hatimu
namun tanpa kau sadari sedikitpun
Menyusuri setiap celah di hatimu
Melewati pintu-pintu yang terbuka bukan untuknya
Kini, penyusup itu menemui jalan buntu
Tak bisa melanjutkan gerilyanya
Namun tak bisa juga keluar
Ia tersesat di hatimu
yang terpampang lapang bukan untuknya
Penyusup itu menangis ketakutan
Hari-harinya dihiasi cinta yang berkeliaran
namun bukan untuk dirinya
Setap detiknya dipenuhi kasih sayang
yang sama sekali tak tertuju untuknya
Penyusup itu hanya punya dua harapan
Berharap dapat menemukan jalan keluar dari hatimu
atau
Berharap dirimu menyadari ada dirinya di sana
Lalu ia memutuskan untuk berharap dirimu menyadari ada dirinya di hatimu
Dan kini ia pun mendekam di sana
dalam suasana haus dan lapar serta sesak napas
ditemani secercah harapan yang masih ia pegang teguh
Baginya,
ia bisa bertahan hidup tanpa makan selama 4 bulan
ia bisa bertahan hidup tanpa minum selama 4 hari
ia bisa bertahan hidup tanpa napas selama 4 menit
Tapi ia tidak bisa hidup tanpa harapan, walau hanya selama 4 detik
Maka, ia terus berharap dan berharap
Namun, penyusup itu semakin kehilangan arah
Kian hari hatimu semakin rumit
Seperti labirin yang jalurnya berubah-ubah setiap detik
Jangankan jalan keluar, ruang untuknya menunggu pun semakin sempit
Ia semakin terjepit oleh cinta orang lain yang mengapit
Hatimu dipenuh cinta dari orang lain
Ya, orang lain. Bukan dirinya.
Lalu ia pun menyerah tanpa mencari jalan keluar
Melainkan memilih mati di hatimu
dengan cara berhenti berharap
Tak sampai 4 detik,
hanya dalam 2 detik, ia pun mati
Dan kau?
Tak pernah menyadari ada pemakaman cinta yang tulus di hatimu
Semerbak wangi pemakamannya tetap tidak menyadarkanmu
"Terkadang orang yang lebih mengerti hatimu adalah orang yang menghabiskan setengah dari harinya untuk menyusuri labirin di hatimu. Lalu, bagaimana bisa kau tak melihatnya? Mungkin karena kau terlalu sibuk dengan cinta yang lain. Sibuk menyusuri labirin di hati orang lain. Mungkin".
-Redrose-