[Sumber foto: gambar-foto-wallpaper.blogspot.com]
Move On. Dua kata yang mudah diucapkan, tapi sulit dilakukan. Seringkali kita tidak menyadari ketika kita mengatakan sudah move on, sebenarnya kita sedang membohongi diri kita sendiri. Coba bayangkan berapa banyak orang yang marahnya bukan main jika dibohongi oleh orang lain, tapi hanya karena dua kata ajaib itu, semuanya jadi rela membohongi dirinya sendiri. Miris? Tidak, itu wajar karena bagaimanapun juga hati dengan otak tidak selalu seiya sekata. Cinta memang aneh. Sudah lama tidak bersua dan tidak berkomunikasi, tapi karena sapaan 'hai' satu kali, rusaklah 'move on' yang sudah mencapai 99,99%.
Untuk yang masih bertanya-tanya pada diri sendiri tentang bagaimana keadaan hati ini, coba simak definisi move on berikut. Move on itu bukan sekadar tentang melupakan, tapi juga menjadikan pelajaran. Seperti yang kita tahu pada setiap pelajaran, baik itu di sekolah maupun di kampus, kita akan selalu mendengar istilah definisi. Sebagai contoh, ketika kita belajar tentang ilmu biologi, kita harus mengerti dulu apa itu definisi dari biologi. Setelah paham, barulah kita tahu apa saja yang harus kita pelajari ke depannya. Begitupun dengan move on, kita harus mengerti dulu definisi move on. Setelah paham, barulah kita tahu apakah tindakan kita sudah merujuk pada definisi tersebut atau belum.
Move On = Melanjutkan; berjalan terus
Definisi move on sangat simpel. Melanjutkan! Berjalan terus!
Ingat, move on tidak melulu tentang kisah dua orang yang awalnya manis, lalu berpisah dan harus saling melupakan. Secara luas, move on dapat digunakan dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Sebut saja ketika kita gagal masuk universitas yang kita inginkan, haruskah kita terus meratapi kegagalan tersebut? Tidak. Kita harus terus bergerak, terus berjalan, melanjutkan upaya yang kita lakukan dengan cara yang lebih baik daripada sebelumnya dan terus yakin bahwa Allah punya rencana indah yang lain untuk kita. Ketika move on merujuk pada suatu hubungan yang kandas, kasusnya sama, yaitu sebuah kegagalan. Kegagalan dalam suatu hubungan. Dan lagi, haruskah kita terus meratapi kegagalan tersebut? Tidak. Kita harus bergerak, terus berjalan, dan melanjutkan hidup. Ada kalimat nyeleneh yang seringkali kita dengar ketika ada pasangan yang berpisah, misalnya : "Aku tidak bisa hidup tanpa dia". Hmm sebut saja usia kita saat ini 22 tahun dengan 2 tahun kebelakang menjalani hubungan. Let's thinking! Selama dua puluh tahun kita belum mengenal dia dan kita bisa bertahan hidup, Lalu bagaimana bisa hanya karena satu orang yang mengisi hati hanya selama dua tahun bisa membunuhmu? Ayolah, jangan buang-buang waktu untuk sesuatu yang tidak ditakdirkan untuk kita. Allah lebih mengetahui apa yang terbaik untuk kita. Jika harus berpisah, berpisahlah. Percayalah pada kalimat paling mainstream abad ini "Kalo jodoh gak akan kemana". Terdengar pasrah, tapi itu lebih baik daripada terus menanti sesuatu yang bahkan mungkin setitik pun tidak pernah masuk ke dalam garis takdir kita. Jika tidak mau percaya dengan kalimat itu, setidaknya pahami ini. "Takdir tidak akan pernah salah orang".
Jadi, pahamilah definisi move on dengan seksama dan katakan pada masa lalu : "Masa depanku masih panjang dan takdir tidak akan pernah salah orang. Jika kamu hanya berakhir sebagai masa lalu, mungkin memang benar masa depanku bukan kamu". Setelah itu menangislah, tapi pastikan itu tangisan terakhir yang membawa air mata kenangan. Let's Move On!
Tapiiiii, akan lebih baik jika, daripada terus mencoba menjalin hubungan yang tidak jelas juntrungannya, lebih baik kita menunggu dalam doa. Sebaik-baiknya menunggu adalah menunggu kabar gembira dari Allah yang sungguh tidak akan pernah ingkar. Jadikan masa lalu sebagai pelajaran, bukan ajang meratapi kenangan. Mulai sadari, sendiri bukan berarti tidak laku, melainkan Allah amat sayang padamu karena tidak ingin hatimu terluka oleh orang yang bukan takdirmu. Percayalah. Jangan percaya tulisan ini, percayalah pada Allah yang sudah menciptakan makhluknya berpasang-pasangan. Insya Allah :)
"Aku pernah berjalan di atas bebatuan yang licin dan berharap tidak akan terjatuh tanpa menyadari betapa pentingnya pelajaran yang dapat diambil jika aku terjatuh. Pada akhirnya kita semua sama, yaitu sama-sama pernah terjatuh. Tapi, cara kita bangkit berbeda-beda".
-Redrose-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar